PONOROGO, SABTANEWS.COM - Berbekal Kemanunggalan TNI-Rakyat, para prajurit TNI dari Kodim 0802/Ponorogo bersama aparat kepolisian dan masyarakat bahu-membahu memperbaiki kembali tanggul jebol di Desa Jetis, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, Jumat (20/12/2024). Tanggul jebol itu akibat banjir bandang yang menerjang Ponorogo beberapa hari lalu.
Danramil 01/Jetis Kapten Arm Sutami Pena mengatakan, upaya perbaikan yang dilakukan bertujuan untuk mempercepat proses rehabilitasi dari dampak terjadinya bencana tersebut.
“Menyikapi pasca bencana, kami sudah berkoordinasi dengan semua instansi untuk mempercepat rehabilitasi. Terutama kemarin kami sudah melaksanakan pembongkaran rumah yang kena bencana di daerah Ketro, Mojosari. Dan hari ini berada di Desa Jetis untuk membuat tanggul sementara guna menghindari adanya banjir susulan yang kemudian masuk ke perkampungan lagi,” kata Sutami ditemui di lokasi.
Dijelaskannya, tak kurang 10 titik tanggul di Kecamatan Jetis jebol akibat banjir yang terjadi. Karena beberapa tanggul kerusakannya sangat parah, pengerjaannya juga melibatkan alat berat agar lebih efektif.
Karena masih musim penghujan, ungkapnya, perbaikan tanggul yang dilakukan masih bersifat sementara dengan menggunakan karung yang diisi tanah.
“Ini masih musim hujan, kita belum bisa lakukan perbaikan secara permanen, sehingga umpama ada banjir lagi, paling tidak tanggulnya sudah bisa menghalangi air agar tidak masuk ke pemukiman warga,” terangnya.
Sementara itu, Kades Jetis Muhammad Khoiri menyebut tingginya tingkat partisipasi warganya dalam upaya perbaikan tanggul yang jebol itu merupakan kesadaran dari warganya sendiri.
“Kami tidak ada paksaan, mereka (warga Jetis) dengan sukarela dan kesadaran sendiri ingin ikut ambil bagian dalam memperbaiki tanggul yang jebol. Bahkan ada beberapa warga yang dengan ikhlas memberikan makanan dan minuman,” ujarnya.
Ditanya tentang dampak banjir yang terjadi di Desa Jetis, Khoiri mengungkapkan banyak warganya yang kehilangan hewan ternak.
“Ketinggian air yang masuk ke pemukiman warga itu di atas lutut orang dewasa. Banyak (hewan) ternak warga di sini yang mati, karena banjirnya itu kan datangnya malam hari, jadi warga tidak sempat untuk memindahkan (hewan ternak),” katanya.