JAKARTA, SABTANEWS.COM - Setelah bergabung dengan Aprilia Racing, motivasi Marco Bezzecchi berlipat ganda. Bersama tim pertama mentornya, Bez ingin kembali ke level yang kompetitif.
"Bezzecchi yang asli adalah yang berlomba pada tahun lalu," kata CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola, setelah mengumumkan kedatangan rider asal Rimini pada Juni silam.
Bezzecchi bak kehilangan jati diri pada MotoGP 2024 karena penampilan yang terseok-seok hingga posisi paling bawah di antara pembalap motor Ducati Desmosedici GP23.
Perubahan karakter pada ban belakang menghalangi Bezzecchi untuk menggunakan kelebihannya dalam pengereman yang dilakukan secara simultan dengan terjangan menuju tikungan.
Hasil 1 podium pun terlihat kontras dengan 7 podium (3 di antaranya adalah kemenangan) yang diraih Bezzecchi pada tahun 2023.
Sementara bagi Rivola, Bezzecchi adalah pembalap yang bisa membuat perbedaan.
Kemenangan pada balapan MotoGP India yang berlangsung di sirkuit yang benar-benar asing bagi semuanya menjadi buktinya.
Bagi Bezzecchi sendiri, bergabung dengan Aprilia mewujudkan salah satu impiannya untuk bergabung dengan tim pabrikan.
Bahkan jika ditarik mundur lebih jauh, sosok yang akrab disapa Bez itu telah menjadi bagian dari tim VR46 selama lima musim berturut-turut sejak masih di kelas Moto2.
"Bersama mereka saya mengalami periode yang hebat," ucap Bezzecchi yang akhirnya mendapat tantangan baru di luar ekosistem geng Tavullia.
"Saya masih memiliki hubungan yang sangat baik dengan semua orang di tim itu, dengan Uccio (Salucci), dengan Vale (Rossi), saya sangat beruntung bisa bekerja bersama mereka."
"Ini adalah sebuah perubahan yang besar bagi saya, saya akan mengatakan bahwa saya mengubah segalanya."
"Ini hal yang menantang dan saya merasa gugup, tetapi ini adalah perasaan gugup yang positif karena memberi saya ... tendangan kecil (motivasi baru, red)."
"Saya tidak sabar untuk memutari perjalanan karena saya memerlukannya."
Sekadar informasi, Aprilia merupakan pabrikan pertama Valentino Rossi di ajang motor balap grand prix.
Rossi membela tim Aprilia di kelas 125cc dan 250cc dengan sumbangsih satu gelar di masing-masing kelas pada tahun 1997 lalu 1999.
Aprilia sejatinya sudah melakukan pendekatan kepada Bezzecchi ketika sang pembalap masih mentas di kelas Moto2.
Akan tetapi, tawaran Aprilia datang sebelum mereka berhasil mengubah nasib dari tim juru kunci menjadi pemburu kemenangan.
Aprilia pun digadang-gadang akan menjadi lawan terkuat Ducati yang sedang mendominasi.
Peta persaingan berpotensi semakin mengerecut ke dua pabrikan asal Italia tersebut semenjak krisis finansial yang dialami jawara lainnya yaitu KTM.
Sementara duo pabrikan Jepang yakni Yamaha dan Honda masih dalam proses bangkit setelah kesulitan mengikuti perang teknologi di MotoGP.
Ducati sendiri telah berhasil membentuk line-up yang bikin ngeri karena memuat dua pembalap paling dominan dalam 1 dekade terakhir yaitu Francesco Bagnaia dan Marc Marquez.
Sementara Aprilia akan mengandalkan Bezzecchi sebagai calon kuda hitam dan juara bertahan, Jorge Martin, pada MotoGP 2025.
Diprediksi menjadi "obat" untuk membongkar dominasi pabrikan Borgo Panigale, Bezzecchi memilih untuk tidak berekspektasi dulu.
“Saya tidak tahu, kami bahkan belum menjalani tes yang pertama,” sahut Bezzecchi.
"Dari sudut pandang kami, tujuan utamanya adalah beradaptasi dengan yang lain sesegera mungkin."
"Hubungan yang sangat baik sedang dibangun, tetapi bekerja bersama ketika musim berjalan selalu berbeda. Mari kita mulai dengan adaptasinya, lalu kita lihat nanti."