Riau, Medan Tempur Baru: Kapolda Herry Heryawan Siap Bertarung
Redaksi
Sabtu, 15 Maret 2025 22:52:33 WIB
Cetak
facebook sharing button Share
twitter sharing button
whatsapp sharing button
telegram sharing button
googlebookmarks sharing button
Riau, Medan Tempur Baru: Kapolda Herry Heryawan Siap Bertarung?
Irjen Pol Herry Heryawan resmi menjabat Kapolda Riau, menggantikan Mohammad Iqbal. Dengan rekam jejaknya di dunia reserse, mampukah ia menghadapi tantangan baru di Riau? (Instargam Humas Polda Riau)
PEKANBARU (RUANGRIAU.COM) – Riau bukan sekadar provinsi kaya sumber daya. Di balik kejayaan minyak dan sawitnya, terselip tantangan besar bagi penegakan hukum: jaringan narkoba lintas negara, pembalakan liar, hingga korupsi yang mengakar. Kini, tugas itu ada di tangan Irjen Pol Herry Heryawan, Kapolda baru yang dikenal dengan sepak terjang keras dalam dunia reserse.
Sebelumnya, Herry adalah sosok yang tak asing dalam pemberantasan kejahatan besar. Dari membekuk John Kei, menangkap Hercules dan 44 anak buahnya, hingga menggagalkan penyelundupan 1 ton sabu di Anyer—namanya sudah lama bergaung dalam operasi-operasi besar yang penuh ketegangan.
Kini, medan tempurnya berbeda. Riau adalah salah satu jalur utama peredaran narkoba dari Malaysia ke Indonesia, dengan sindikat yang beroperasi rapi dan memiliki jaringan luas. Selain itu, kasus korupsi yang mengakar di berbagai lini membuat penegakan hukum sering kali menghadapi tantangan politik dan ekonomi.
"Kami minta dukungan serta doa dari seluruh masyarakat Riau. Insya Allah, semua capaian yang baik akan kami tingkatkan. Yang perlu diperbaiki akan dimaksimalkan," ujar Herry usai serah terima jabatan di Mabes Polri, Jumat (14/3/2025).
Sebagai Kapolda baru, Herry menggantikan Irjen Pol Mohammad Iqbal, yang kini mendapat penugasan di DPD RI. Iqbal, dalam perpisahannya, mengingatkan pentingnya menjaga kekompakan dan mengedepankan nilai adat Melayu dalam menyelesaikan konflik.
"Bumi Lancang Kuning tak akan terlupakan. Terima kasih kepada seluruh masyarakat Riau. Tanpa dukungan penuh, saya tentu akan sangat kesulitan dalam mengemban tugas," katanya.
Dari Premanisme ke Sindikat Narkoba dan Korupsi
Latar belakang Herry di dunia reserse memang mentereng. Ia adalah alumni Akpol 1996 pertama yang menyandang pangkat Inspektur Jenderal. Namanya dikenal sebagai polisi yang tak ragu mengambil tindakan tegas. Saat menangkap John Kei pada 2012, misalnya, ia menembak bagian bawah lututnya untuk melumpuhkan perlawanan.
Namun, Riau menawarkan tantangan yang berbeda. Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN), Riau adalah salah satu jalur utama peredaran narkoba dari Malaysia ke Indonesia. Sindikat yang beroperasi di sini bukan sekadar bandar kecil, melainkan jaringan lintas negara yang terorganisir rapi dan sering lolos dari jerat hukum.
Herry bukan orang baru dalam menghadapi jaringan narkoba berskala besar. Saat menjabat di Polda Metro Jaya dan Densus 88, ia beberapa kali memimpin operasi besar, termasuk:
• Pengungkapan 1 ton sabu di Anyer, Banten (2017)
• Penangkapan 288 kg sabu jaringan Timur Tengah (2020)
• Pengungkapan 1,6 ton narkoba dalam jalur laut Indonesia (2018)
• Operasi besar di Aceh yang menyita 1,2 ton sabu dalam waktu 10 hari (2020)
Kini, tantangan serupa ada di depannya. Apakah strategi yang berhasil ia terapkan di ibu kota bisa efektif di Riau?
Selain narkoba, Riau juga dikenal dengan kasus-kasus korupsi yang melibatkan pejabat tinggi daerah. Data Indonesia Corruption Watch (ICW) menunjukkan bahwa Riau termasuk salah satu provinsi dengan tingkat kasus korupsi tertinggi di Sumatera. Di sinilah Herry akan diuji: Mampukah pendekatan keras yang dulu ia gunakan dalam menumpas premanisme bekerja di medan yang lebih licin?
"Serah terima jabatan ini bagian dari pembinaan karier di lingkungan Polri agar organisasi tetap berjalan dinamis dan efektif," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho, menegaskan bahwa mutasi ini merupakan langkah strategis.
Ujian Besar di Depan Mata
Masyarakat Riau kini menanti langkah Herry berikutnya. Dengan rekam jejak panjang dalam memberantas kejahatan kelas berat, Herry punya modal besar untuk membawa perubahan di Riau.
Namun, keberhasilannya akan sangat ditentukan oleh strategi yang ia ambil: Apakah tetap mengandalkan pendekatan represif Ataukah ia akan membangun sistem yang lebih kuat untuk memutus jaringan kejahatan dari akarnya?
Jika di Jakarta ia berhadapan dengan geng preman dan pengedar narkoba jalanan, di Riau, lawannya lebih licin—bersembunyi di balik jabatan, kontrak proyek, atau bahkan dalam sistem itu sendiri.
Riau adalah babak baru dalam karier Irjen Pol Herry Heryawan. Sementara itu, Mohammad Iqbal kini memulai perjalanan baru di tempat tugasnya yang baru.
Selamat bertugas, Irjen Pol Herry Heryawan. Selamat mengemban amanah baru, Irjen Pol Mohammad Iqbal. Bumi Lancang Kuning menunggu kerja nyata. (*)
Rekam Jejak Karier Irjen Pol Herry Heryawan
Riwayat Jabatan
Tentu, berikut daftar riwayat jabatan yang lebih enak dibaca tanpa semuanya huruf kapital:
• Pamapta III Poltabes Semarang (1997)
• Kanitresum Poltabes Semarang (1998)
• Kanit II Opsnal Poltabes Kepri Timur (1999)
• Wakasatreskrim Polres Kepri Timur (2000)
• Ka KPPP Poltabes Barelang Polda Kepri (2000)
• Kasatreskrim Polresta Tanjung Pinang Polda Kepri (2003)
• Kanit I Sat I Ditreskrim Polda Kepri (2005)
• Kasat I Ditresnarkoba Polda Kepri (2006)
• Kasatreskrim Poltabes Barelang (2007)
• Wakapolresta Tanjung Pinang Polda Kepri (2009)
• Kaden 88 Anti Teror Ditreskrim Polda Kepri (2009)
• Kasubdit Tahbang/Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya (2011)
• Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya (2013)
• Wadirreskrimum Polda Metro Jaya (2016)
• Kapolresta Depok (2016)
• Analis Kebijakan Madya Bidang Penindakan Densus 88 AT (2017)
• Dirresnarkoba Polda Metro Jaya (2019)
• Dirsidik Densus 88 AT Polri (2020)
• Staf Khusus Menteri Dalam Negeri RI (2023–2025)
Riwayat Pendidikan
• Akademi Kepolisian (Akpol) 1996 (Wira Satya)
• Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) (2003)
• Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (2005)
• Sespim Polri, Lembang, Angkatan L (2010)
• Sespimti Polri, Lembang, Angkatan XXVII (2018)
• Lemhannas RI PPSA, Angkatan XXIV (2023)
• Doktor Ilmu Kepolisian (2023)
• Magister Ilmu Filsafat, Universitas Indonesia (2024)
Penghargaan dan Prestasi
Penghargaan dari Presiden RI:
• Satya Lencana Operasi Kepolisian (2014)
• Satya Lencana Karya Bhakti (2014)
• Satya Lencana Jana Utama (2014)
• Satya Lencana Bhakti Nusa (2014)
• Satya Lencana Pengabdian XXIV Tahun
• Satya Lencana Ksatria Bhayangkara (2021)
• Satya Lencana Bhayangkara Nararya (2021)
Penghargaan Internasional:
• Drug Enforcement Administration Certificate for Outstanding Contribution in the Field of Drug Law Enforcement dari DEA (2021)
• Law Enforcement Award dari APCEMEA Security Summit (2012)
Penghargaan dalam Pengungkapan Kasus:
Kapolda Riau:
• Pengungkapan kasus perdagangan wanita dan anak-anak di Tanjung Pinang (2004)
• Pengungkapan kasus curat dan curas Money Changer PT Gemini Valasindo, Batam (2008)
Kapolda Metro Jaya:
• Pengungkapan kasus pengeroyokan Hercules (2014)
• Pengungkapan kasus curas Pok Madura (2015)
• Pengungkapan kasus Tata Chubby (2015)
• Pengungkapan kasus penipuan WNA Taiwan dan Tiongkok (2015)
• Pengungkapan kasus pembunuhan mayat dalam kardus (2016)
• Pengungkapan kasus pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur (2017)
Kapolri:
• Pengungkapan kasus penculikan WN Malaysia (Ling-Ling) (2017)
• Pengungkapan kasus narkoba (sabu) 1 ton di Banten (2017)
• Pengungkapan narkoba 240 kg sabu dan 30 ribu butir ekstasi di Tangerang (2018)
• Pengungkapan narkoba 1,6 ton (2018)
• Pengungkapan narkoba 288 kg jaringan Timur Tengah (2020)
• Pengungkapan narkoba 1,2 ton dalam waktu 10 hari (2020)
• Pengungkapan narkoba 201 kg di Aceh (2020)
• Pengungkapan narkoba 1,2 ton di Aceh (2021)
Penghargaan dari Kepolisian Internasional:
• Penghargaan dari Polisi Nasional Taiwan atas pengungkapan kasus WNA Cina di
Medan (2017)
• Penghargaan dari Polis Diraja Malaysia (PDRM) atas pengungkapan kasus lintas negara (pembunuhan 2013 & penculikan 2017)
